Hei... tahukah yang kurasakan


Setiap kata ada seluk beluknya, setiap kata menari-nari mengikuti arahan suasana hati,
tak ada yang tau kau memikirkan apa dan aku memikirkan apa. Tapi kurasa pikiran kita sama rumitnya.

***

Aku ingat kita bertemu, pagi itu, kabut masih asyik bermain dijalan yang sempit, aku berjalan tergesa-gesa karena pekerjaan sudah menungguku, siaran cuaca harus kulakukan sepagi itu, karena waktu itu yang paling pas menurutku, aku tak melihat apa-apa waktu itu, tiba-tiba saja kau menabrakku, menjatuhkan semua artikel yang sudah kususun tepat waktu tadi malam. Ingin sekali aku marah padamu karena kau tega sekali menabrakku, namun tak ada alasan lagi untuk marah, ketika kupandang jernihnya matamu.

Entah kau memandangku atau tidak, yang lebih pasti aku terpanah akan tingkahmu saat itu, ehehehe, dalam hati aku ingin sekali bertemu denganmu sekali, dua kali, beribu kali pun aku mau bertabrakan denganmu lagi, namun peristiwa itu adalah awal dari perjumpaan kita.
Tak kusangka kau setiap hari melewatiku, tanpa memandangku, sudah lupa kah kau sudah menabrakku? sudah lupa kah tingkahmu yang lucu saat itu?

Seperti kemarin lusa kau melewatiku begitu saja, aku selalu memandangmu dijalan sempit itu, memandang bahumu yang datar, memandang rambutmu yang hitam, memandangmu sepuasnya, tentu saja saat kau tak melihatnya.

Seperti kemarin kau melewatiku dengan membawa berbagai perlengkapan Musik, aku ingin sekali membantumu, namun aku hanya pejalan kaki yang memfavoritkan jalan sempit ini dan memfavoritkan moment dimana kita berpapasan.

Hari ini, tadi pagi, aku merasakan apa yang aku lakukan selama ini tidak sia-sia, kau menegurku, mengajakku bicara, dan menemaniku berjalan sampai ketujuanku yang berlawan arah dengan tujuanmu, kau juga mengungkapkan kalau kau juga merasakan hal yang sama, sangat suka dan merindukan moment dimana kita berpapasan, dan saling memandang dengan kerahasiaan tersendiri, aku baru tahu kalau kau diam-diam memandangku, dan selama 6 bulan kita berpapasan, kau ingin mengundangku makan siang hari ini. Apa yang aku rasakan? tidak lain adalah kebahagiaan.

***
Kujumpai kau disana, rumah makan didepan jalan sempit yang sering kita lewatkan, tak kusangka kau membawa bunga mawar sebanyak itu, lalu apa itu ditangan kananmu? aku mendekat dan lebih mendekat, lega rasanya aku bisa memandang mata itu dengan leluasa. dan aku bisa memandangmu sepuasnya saat ini.

"hai..." sapamu. lembut
"hei..."jawabku

Lalu kita melakukan prosesi makan siang dengan kebisuan yang menggembirakan, kau selalu tersenyum menatapku, akupun begitu, namun tak ada kata-kata yang sanggup aku lontarkan kepadamu, kurasa kau juga begitu.Biarlah kita bahagia dalam keheningan yang kita tunggu-tunggu.

Aku baru tahu apa yang kau pegang ditangan kananmu tadi. Itu sebuah kebahagiaan lain untukku yang kau simpan selama ini.

"Hei... maukah kau menikah denganku?" tanyamu dengan wajah berseri
oh tuhan... aku tak bisa menolaknya
"Hei... aku mau menikah denganmu"

Sungguh, kau tak pernah tahu siapa namaku, aku juga tak tau siapa namamu, namun kita sudah melewatkan 6 bulan dijalan yang sama, berlawanan arah, namun hati kita searah. aku mencintaimu, kau juga mencintaiku, Biarlah kita tak perlu nama, tak perlu banyak bicara, kita menikah saja karena aku ingin melewati jalan itu denganmu, bukan berpapasan lagi.

"Hei... aku mencintaimu saat kita pertama bertemu"
"Hei... sama... seperti itu yang aku rasakan"
^_^

Karya Ayuna Kusuma 23.27 14 Januari 2011

0 komentar:

Posting Komentar