Black Love (Jung and Kim) VI



Hari ini sangat dingin, cuaca semakin buruk, taman dipenuhi salju dan danau sudah menjadi arena Skate bebas. Jung terlihat sedang menikmati turunnya salju, dia menyadari Kim berada dibelakangnya, kembali seperti biasanya melindunginya dari jauh…
“Kim.. aku tau kau mengawasiku disana…”
“Asssh… ketahuan ya..? hehee” kata Kim sambil meloncat dari pohon yang penuh dengan salju
“masih seperti biasa kim? Mengawasiku dari jauh?”
“hehehe”
“Apakah kau begitu mencintaiku.. hingga kau harus pindah apartemen.. yang sangat jauh dengan kantor mu? Lalu setiap hari memasakkanku bubur? Setiap hari memberikan spirit card untukku?.. apakah kau begitu mencintaiku? Setiap hari mengawasiku seperti kera dipohon itu? Apa kah kau begitu mencintaiku ha?”
“Ya…” bisik Kim
“Apa?”
“Ya…”bisik Kim sekali lagi
“Hmmm.. “
“… Jung.. kau tidak memakai sarung tangan?”
“oh… iya aku lupa mengambilnya”
“pakai saja punyaku, kebetulan aku membawa 2 pasang”
“ehm… terima kasih Kim..”
“ya… aku tahu kau selalu meninggalkan sarung tanganmu, makanya aku membawakan sarung tangan untukmu, kalau-kalau saja kau kedinginan”
“Terima kasih Kim, kau telah banyak memperhatikanku”
“terima kasih kembali Jung…”
“Sudah satu bulan semenjak peristiwa itu… dan kau selama ini selalu membantuku, walau kau sering kumarahi, aku juga belum meminta maaf padamu… sekarang mungkin waktunya… Kim.. kau mau memaafkan aku?”
“kau tidak salah Jung, aku memang pantas dimarahi, hehehe”
“Kim…”
“Ya…”
“Mungkin sekarang aku memahamimu, mengapa ketika itu kau tak bisa menyampaikan suratnya kepadaku, dengan keadaan dirimu yang mencintaiku seperti ini, kau tak bisa menyampaikannya khan? Kau berfikir surat itu akan melukaiku, lalu kau simpan sendiri, dan kau menjagaku, mencoba membuatku melupakannya.”
“…”
“Kim.. seandainya saja.. kau memberikan surat itu padaku.. aku akan menerimanya dengan lapang hati.. tapi rupanya tindakanmu yang salah itu.. membuat kita semakin dekat selama 6 tahun ini… dan… “
“…”
“6 tahun yang melelahkan ini berakhir juga… walaupun tak sesuai rencana.. Kim.. hei.. kau mendengarku?”
“tentu saja…”
“Lalu…”
“Lalu apa?”
“Apa yang akan kau lakukan untukku sekarang dan masa depan Kim?”
“Aku akan menjagamu, dan melindungimu…”
“Tidak bisa…”
“Ha??”
“Tidak bisa, kau tidak bisa melakukan itu kalau kau hanya Kim bagiku?”
“apa maksudmu?”
“Jadilah suamiku… lalu kau bisa melakukan semua itu…”
“Hmm”
“ada apa Kim? Kau tak mau?”
“Bukan begitu… kalau kita menikah… apakah kita masih tinggal di flat apartemen yang berbeda? Kalau kita menikah.. apakah kau mau membuatkan kimchi yang lebih enak?... kalau kita menikah… apakah kau akan mencintaiku, mencintaiku.. dan lebih mencintaiku?”
“Aku mau melakukan semua itu… kita akan pindah kemanapun kau mau, aku ingin selalu memasakkan kimchi untukmu, dan aku akan selalu mencintaimu”
“Benarkah?... aku tidak suka dengan wanita yang begitu cepat meminta untuk menikah”
“KIM!!!”
“aku hanya bercanda… heehehe…”
“Kim… “
“Ya…”
“Saljunya semakin tebal… ayo kita kedalam.. aku punya Kimchi yang enak sekali…”
“Ayo… Jung.. tunggu aku ya.. aku akan menikah denganmu”
“Tapi aku tak mau menunggumu 6 tahun seperti menunggu orang itu”
“Ah…. Kau harus menungguku 10 tahun ya…”
“Kim!!!”
“Ah kurang lama… kau harus menungguku 30 tahun lagi”
“KIMMMM!!!!”
“^_^”
Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Tunggu kelanjutannya di edisi selanjutnya
Karya Ayuna Kusuma

0 komentar:

Posting Komentar