Crazy Love Elegy Part IV


Yongsan Station

Tengah malam, aku bertemu dengan Mirra, rambutnya yang acak tak berarah, tiba-tiba menjadi cantik dan dihias bunga warna-warni, wajahnya yang kosong seketika menjadi manis dengan senyum simpul. Ia terbang kesana kemari…  tangannya yang diikat oleh baju rumah sakit jiwa itu, lepas dan menggapai tanganku, diajaknya aku kelangit yang tinggi, hangat disini, tak ada salju, dan rasa kedinginan. Mirra selalu tersenyum dan mengajakku terbang, 

Lalu Mirra meninggalkan aku diawan yang lembut, ia terbang semakin tinggi, semakin tinggi hingga aku sama sekali tak melihat sosoknya, merasa kehilangan aku berteriak agar ia mau mendengarku dan kembali disisiku. 

“Mirraa!!....”

Aku terbangun tepat pukul 2 tengah malam. “Assh… mimpi apa aku ini?”

Mirra… ternyata kau membuatku semakin gila,  menunggu bertemu denganmu selama 9 jam rupanya semakin membuatku gila. Apa mungkin kata orang-orang, aku terjangkit penyakit jiwa karena pernah bertemu denganmu, ah… tidak mungkin, penyakit jiwa tidak pernah menular selama ini.

Mirra.. Sudah sebulan aku tidak menemuimu, mungkinkah kau mengenaliku sebagai Cho? Atau kau lagi-lagi memanggilku Shouta? Kira-kira siapa Shouta itu? Mirra aku harus tidur malam ini, agar besok siap menghadapi hari baru, jangan datang di mimpiku lagi ya.
                                                                                                                                                                          
***
Pagi ini semakin dingin, suhu semakin turun dari tadi malam, jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Dilemari es hanya ada bossam kimchi, menunggu bossam kimchi yang dihangatkan oven, aku beranjak mandi air hangat. 

Setelah makan dan membersihkan apartemen selesai aku berangkat.

Mirra… tunggu aku’ itulah kata hatiku saat ini. Handphone ku berdering lembut, Yung menelpon

“Cho, kau sudah berangkat? Aku tunggu di kedai Kimbab dekat stasiun ya..?” kata Yung ceria

“AH… Yung.. aku mau berangkat sekarang, tunggu ya…” jawabku

“cepat  ya Cho… “ aku bergegas berangkat ke stasiun, cuaca semakin memburuk, gelombang udara dingin melanda ke seluruh penjuru Korea menurut Badan Meteorlogi Korea Selatan, tekanan atmosfir tinggi kontinental bertiup dari Siberia dan pindah ke arah selatan dan gelombang udara dingin itu terus tersebarluaskan ke Korea baru-baru ini . Begitu kata mereka pada siaran pagi ini.

Ok, aku tetap semangat walaupun es menyebar keseluruh kota. Sampai didepan kedai kimbab yang dikatakan 
Yung, aku melihat dia, Yung, berdiri kedinginan didepan kedai,

“Yung… ayo berangkat sekarang” sapaku,

“Cho?...”

“ya?...”

“tunggu…” katanya sambil merangkul tangannya ke tanganku “begini baru benar Cho… hehehe… dingin sekali disini… tahu tidak…”

“ooo…  kenapa tidak menunggu didalam saja tadi? biar tidak kedinginan seperti ini”

“pemilik kedai menyeramkan… aku takut…” kami berjalan menyebrang jalan untuk masuk ke stasiun yang ramai penumpang

“wah… hari ini sangat ramai ya…”kata Yung sambil merapatkan genggaman tangannya

“Iya, kan hari minggu… Yung… jangan terlalu rapat… nanti mereka mengira kita sepasang kekasih…” kataku gelisah

“memangnya kenapa… ? bagus juga kan kalau kita sepasang kekasih? Hehehe” canda Yung, senyumnya yang lucu terhias diwajahnya yang membiru karena kedinginan.

“ya… untuk saat ini saja kita sepasang kekasih… hehehe”balas ku

“hmmm kalau sudah di Yongsan kau ini kekasih Mirra khan?” tanya Yung sambil masuk kereta

“mungkin…” kataku sambil melirik wajah yung, seketika menjadi sangat sebal

“ Cho….! Ah… sudah lah… terserah kau saja”

“hehe kenapa Yung…? Jangan sebal begitu, ini kan hari minggu, asal kau tau saja, yang pasti kekasihku itu orang yang manis”

“^_^” Yung hanya tersenyum mendengar pernyataanku itu, apakah mungkin ia mengira pantas sebagai kekasihku karena manis senyumnya… hehehe tidak tahu lah…

Kereta melaju dengan tenang, aku melihat pemandangan serba putih karena beberapa hari ini korea terselimuti oleh salju tebal. Pohon, rumah, gedung gedung semua berwarna putih.

“Cho lihat aku membawa apa…” kata Yung sambil menunjukkan bingkisan yang dibawanya

“Yung sudah kukatakan jangan membawa makanan dari luar, dulu aku bawa coklat saja dilarang, apalagi songpyeon selucu ini, pasti perawatnya marah, karna ia belum tentu bisa membuat selucu ini bwahaha”

“Cho… lalu ini…”

“simpan saja, nanti kita makan berdua dijalan “

“^_^… Cho… kita seperti kencan saja ya”

“terserahlah…”

“^_^” Yung kembali tersenyum, namun sepertinya senyum Yung saat ini berbeda, apa karena dia salah mengartikan kata ‘terserah’ yang ku ucapkan tadi.

“Terminal Jeonja Sangga”

Akhirnya kita sudah sampai di Yongsan, Mirra semoga aku bisa bertemu denganmu lagi…

Karya Ayuna Kusuma Copyright Januari 2011
Bersambung di Part 4 ^_^ nantikan ya...

Setiap hari Senin dan Sabtu update Part selanjutnya...  Hanya di http://eggadventure.blogspot.com


0 komentar:

Posting Komentar